Rabu, 12 Maret 2014

Membangun Liverpool ala Dortmund

Liverpool FC sejak di akuisisi oleh Fenway Sports Group (FSG) mengalami pelonjakan performa, khususnya sejak Januari 2013.

John W. Henry memang tidak langsung membawa perubahan untuk klub Liverpool tercinta, langkah pertama setelah FSG "memiliki" Liverpool FC adalah memecat pelatih kaya akan pengalaman Roy Hodgson.

Setelah itu, melakukan skenario ala Lord of The Ring yaitu "The Return of The King" alias membawa kembali pemain terbaik Liverpool FC sepanjang masa, Kenny "King" Dalglish.

Ternyata duet King Kenny sebagai manager dan Damien Comolli sebagai direktur gagal total, pembelian yang terlalu mahal dan penampilan di atas lapangan jauh dari kata memuaskan membuat John W. Henry dengan berat hati harus mengucapkan selamat tinggal kepada mereka berdua, meski trofi piala liga 2012 berhasil di rengkuh Liverpool setelah sekian lama puasa gelar.





John W. Henry pun memutuskan mendatangkan manager muda sensasional dari Swansea, Brendan Rodgers. Musim pertama Rodgers di Premier League memunculkan sensasi sendiri karena cara mainnya yang selalu mempertahankan bola dari kaki ke kaki, jauh dari cara main klub Inggris secara umum, bahkan Swansea sempat disebut Swanselona karena cara mainnya mirip tiki-taka ala Barcelona.


Meski Rodgers menemui banyak sandungan di 6 bulan pertama, karena sulitnya memadukan filosofi bermainnya ke Liverpool akhirnya di bursa transfer selanjutnya Rodgers berhasil melengkapi puzzle permainannya di diri Daniel Sturridge dan Philippe Coutinho.


Sadar atau tidak, Rodgers banyak melepas pemain-pemain senior seperti Dirk Kuyt, Maxi Rodriguez, Stewart Downing, Charlie Adam, Joe Cole. Bahkan Pepe Reina di pastikan akan di jual di akhir musim usai masa peminjaman nya di Napoli habis, bahkan Glen Johnson pun terancam di jual jika ia masih kukuh menolak pemotongan gaji.


Apa tujuan FSG dan Rodgers menjual pemain-pemain senior milik Liverpool? Penghematan gaji.

Liverpool bahkan rela membayar pesangon untuk melepas Joe Cole secara paksa, karena setelah di hitung-hitung total gaji Joe Cole lebih mahal daripada pesangonnya.

Tetapi FSG rela memberikan kontrak baru ke Luis Suarez dengan nilai kontrak 2 kali lipat daripada sebelumnya, karena hanya pemain top saja yang akan diberikan gaji tinggi.


Masuk ke inti permasalahan, membangun Liverpool dengan cara yang dilakukan Dortmund ketika selamat dari krisis finansial di tahun 2007, tapi lihat sekarang, finalis Liga Champion musim lalu. Yang pasti Liverpool tidak akan menghabiskan proses selama itu untuk kembali menjadi King of Europa seperti di masa jaya nya, karena Liverpool tidak sampai mengalami krisis finansial, bukan?


Di musim lalu, QPR membeli banyak pemain bintang dan membayar mahal gaji pemainnya, sekitar £78m. Bandingkan dengan pengeluaran yang dibayar Dortmund untuk membayar gaji pemainnya, sekitar £60m!

QPR harus degradasi musim lalu, sedangkan Dortmund masuk final Liga Champion.

Memang musim lalu Liverpool harus membayar total gaji pemain sekitar £132m, 2 kali lipat daripada Dortmund. Tetapi, coba bandingkan dengan Man United - £181m dan Man City - £233m!


Tentu saja, Liverpool tidak akan menmbayar gaji pemain sekecil yang dibayar Dortmund, mengingat Dortmund bermain di Jerman sedangkan Liverpool di Inggris dan pihak Liverpool juga masih menunggu lampu hijau dari pemerintah kota Liverpool untuk merenovasi Anfield, pengeluaran akan besar yang pasti.





Ini kutipan Rodgers bulan April 2013:

"Lihatlah Borussia Dortmund, sebuah tim yang memenangkan Liga Champions (1996-1997) dan kemudian berjuang secara finansial."
"Mereka dibangun kembali dan itu membutuhkan empat sampai lima tahun untuk kembali pada jalur yang benar."
"Kecuali Anda melatih City atau Chelsea yang memiliki uang senilai £70-80m untuk satu musim panas, Anda membutuhkan cara yang berbeda."

Tetapi dengan cara yang sedikit mirip Dortmund, Liverpool memiliki talenta muda Inggris asli akademi (Raheem Sterling, Jon Flanagan, Jordon Ibe), memiliki talenta muda Inggris (Jordan Henderson, Daniel Sturridge, Joe Allen), talenta muda asing (Philippe Coutinho) dan seorang pemain bintang di diri Steven Gerrard dan Luis Suarez.
Tentu saja Liverpool tidak akan menjual pemain bintangnya ke tim rival seperti yang dilakukan Bayern kepada Dortmund.


Skuad ini hanya butuh beberapa puzzle yang hilang (khususnya di lini pertahanan yang menjadi sorotan) untuk di temukan di musim panas nanti dan Brendan Rodgers bersiap memetik hasil manis dari proyek yang sebenarnya sudah dimulai sejak Rodgers datang, dan setidaknya skuad ini sudah siap untuk beberapa tahun mendatang di tingkat teratas strata sepakbola Eropa, setidaknya itu yang diharapkan.